Daerah Kamis, 10 Maret 2022 | 19:03

Prihatin Ada Oknum Serang Ulama, Wagub Uu: Kiai Sudah Menjadi Barang Langka

Lihat Foto Prihatin Ada Oknum Serang Ulama, Wagub Uu: Kiai Sudah Menjadi Barang Langka Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum. (Foto: Opsi/Diskominfo Indramayu)
Editor: Yohanes Charles

Indramayu - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengaku prihatin dengan adanya oknum yang menyerang seorang kiai beserta istrinya di salah satu Pondok Pesantren Kabupaten Indramayu.

Keprihatinan Wagub Uu ini menyusul adanya informasi bahwa di Indramayu terdapat kyai yang bernama KH Farid Ashr Waddahr yang dikenal dengan sebutan Gus Farid bersama istrinya menjadi korban pembacokan di kediaman korban atau area pondok pesantren An-Nur Desa Tegalmulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu pada Selasa malam 8 Maret 2022 sekitar pukul 21.30 WIB.

Dihadapan wartawan, Uu menyampaikan, kejadian yang dialami Gus Farid menjadi kepedihan bagi dirinya serta komunitas pondok pesantren di Jawa Barat. 

Menurutnya, dengan peristiwa ini kiai lainnya di Indramayu harus waspada agar tidak terulang kejadian serupa.

"Kejadian ini merupakan kepedihan buat kami selaku komunitas pondok pesantren dan ini pun harus menjadi kewaspadaan para kyai dan ulama untuk menjaga diri sehingga tidak terulang," katanya di Pendopo Indramayu dalam rangka kegiatan safari kebhinekaan di Kota Mangga, Kamis 10 Maret 2022.

Wagub Uu mengungkapkan, meski masyarakat ketika memang tidak menyukai seorang kiai tetapi tindakan kekerasan seharusnya tidak dilakukan demikian, atas kejadian ini berharap pihak kepolisian mampu mengupas tuntas motif di balik penyerangan terhadap Gus Farid.

"Seandainya masyarakat yang memang tidak menyenangi kepada kiai, harapan kami tidak melakukan tindakan -tindakan seperti yang di alami kiai di Indramayu. Kepada yang berwenang untuk mengusut tuntas dan meminta kepada para kiai dan para santri untuk tidak melakukan kegiatan provokatif, anarkis atau perlawanan dan lainnya," ungkapnya.

Lanjut Uu, atas kejadian ini seorang santri diharapkan prinsip jihad fisabilillah jangan dijadikan alasan sebagai pembelaan terhadap kiai atau respon perlawanan terkait kekerasan pembacokan terhadap gurunya.

"Sekalipun yang saya tau kepatuhan seorang santri kepada kiai tiada batas, apalagi santri terkadang punya prinsip jihad kalau berbicara soal jihad sudah tidak berpikir duniawi, berfikir mati. Kalau santri sudah terketuk fisabilillahnya, sudah surga yang ada dipandangan. Oleh karena itu jangan dijadikan alasan untuk membuat kegaduhan yang lain," tambahnya.

Mengingat kata Uu, seorang kiai sekarang ibaratnya sudah barang langka. Artinya untuk menjadi kiai itu susah, harus menempuh pendidikan di pesantren yang lama dan itu pun belum tentu banyak orang lama-lama di pesantren. Padahal sekarang yang orang butuhkan dari kiai adalah ilmunya, moralnya sebagai guru tauladan. 

Adapun kalau ketika punya kesalahan seorang kiai hanya manusia biasa dan kalaupun pun salah mempunyai sifat kemanusiaan. 

Sehingga harapan Uu, permohonan maaf menjadi penebus kesalahan agar kejadian yang terjadi terhadap kiai Indramayu tidak terulang kembali. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya